quo vadis pks!!!


Beberapa minggu yang lalu (tahapan pemilu memasuki masa kampanye), kira-kira jam 20.00 WITA, saya asyik mengikuti debat partai politik yang disiarkan secara live oleh TV One. Kalau tidak salah waktu itu debat antara PDIP dan Partai Demokrat. Sebenarnya saya kurang suka menonton acara seperti ini, tetapi karena PDIP (partai Oposisi) melawan Partai Demokrat (penguasa) makanya saya jadi tertarik menontonnya. Pikiran saya, pasti debat ini akan seru, karena PDIP pasti tidak mau kehilangan moment untuk menyerang kebijakan pemerintahan SBY, seperti yang selama ini dilakukannya. Benar saja, kritikan PDIP yang sedikit bernada menjatuhkan, meluncur dari kader-kadernya dengan sangat lancar. Partai Demokrat pun dengan sengit berupaya membela kebijakan SBY, walaupun agak kedodoran menurut saya. Bunyi ketukan gong menandai waktu jeda, dan saatnya TV One menampilkan iklan. Awalnya saya tidak tertarik melihat iklan itu, tetapi begitu mendengar kata PKS disebut-sebut oleh oleh suara perempuan yang sedikit mendayu-dayu, maka saya pun menoleh ke layar TV. Alangkah kagetnya saya melihat iklan PKS tersebut. Seorang perempuan memakai sarung layaknya gadis desa (tanpa menutup aurat) dengan retorika sedikit agak dibuat kenes mengajak seluruh pemirsa untuk memilih PKS pada pemilu nanti. Alaannya PKS bersih, anggota DPR nya tidak pernah ada kasus (skandal), dan himbauan lain layaknya iklan produk seperti yang biasa kita saksikan di TV.


Karena iklan PKS tadi, saya jadi tidak bersemangat lagi menonton acara debat itu dan langsung meninggalkan ruangan tengah menuju kamar kerja saya. Sambil duduk memandangi layar note book yang on sejak sore, saya membatin : "Mengapa PKS begitu berani menampilkan iklan dengan menggunakan perempuan yang tidak menutup aurat?", "apakah PKS secara sengaja melakukan ini?, atau konsep iklan dibuat divisi kampanye PKS tanpa persetujuan DPP PKS alias tidak melalui sensor?". Fikiran saya melayang begitu saja dan saya kemudian kembali berkutat dengan keyboard note book.

Beberapa hari kemudian tanpa sengaja saya lewat di depan TV dimana istri saya (pengagum berat/pemilih fanatik PKS) sedang menonton acara TV One yang kebetulan pas mengenai liputan perjalan Presiden PKS Tifatul Sembiring menuju Batam, diwawancarai oleh repoter (wanita) TV One yang saya lupa namanya. Dari liputan perjalanan itulah baru saya memahami bahwa PKS telah merubah platform partainya dari partai ekslusif Islam menjadi partai yang lebih terbuka. Dalam hati saya berkata, "Pantas saja iklan yang kemarin saya tonton itu menampilkan perempuan tanpa menutup aurat", ini rupanya yang dimaksud sang Presiden PKS dengan mencoba lebih terbuka, guna memberi ruang bagi kaum di luar Islam untuk bergabung merapatkan barisan bersama PKS. Saya kemudian bertanya dalam hati, "kok bisa-bisanya partai yang dihuni oleh para pejuang-pejuang dakwah, begitu mudah luntur prinsip-prinsip yang dipegangnya selama ini, dan apa maksud dari semua ini?". Jawabannya saya temukan dalam wawancara sang big bos sewaktu berjalan di bandara Hang Nadim Batam sambil diwawancarai oleh sang reporter. Rupanya ini strategi PKS untuk menambah perolehan suaranya pada pemilu nanti. Bahkan dalam salah satu komentarnya sang presiden mengatakan, "bukan tidak mungkin PKS memberi peluang kepada kaum nasrani menjadi caleg di daerah yang memang penduduknya mayoritas Kristen".

Saya benar-benar bingung dengan statemen ini. Saya tidak menyangka dalam usia yang relatif masih sangat muda, PKS berani banting stir secepat itu. Mencoba membuka diri bagi masuknya kekuatan di luar Islam menyatu bersama PKS. Ada apa dibalik semua itu???. Apakah icon dakwah dan partai Islam sudah tidak layak jual di negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam?, sehingga PKS merasa perlu merubah platformnya, dan meninggalkan prinsip yang selama ini diyakininya sebagai sebuah tatanan yang harus diperjuangan dan terus dikumandangkan, sampai negeri ini tunduk di bawah naungan cahaya Islam?. Wallahu 'alam bisshowab. Belum cukup sampai disitu, PKS benar-benar melakukan gebrakan dahsyat. Melalui forum interaktif tempo, wakil sekertaris jenderal PKS justru dengan bangganya mengatakan "kita memiliki 2 orang caleg pendeta". Hah.....!!!, saya makin tidak bisa menyembunyikan keheranan sekaligus kekecewaan saya terhadap PKS (silahkan klik di sini untuk membaca berita tersebut).

Apa sebenarnya keinginan dan tujuan PKS berbelok 180 derajat seperti itu?, akankah prinsip-prinsip dakwah yang selama ini menjadi pegangan kuat PKS mulai luntur?. Alih-alih melakukan dakwah di parlemen, belum apa-apa PKS justru latah dan terjebak dalam dialektika demokrasi semu yang makin tidak jelas definisinya. Akhirnya, hanya ada satu pertanyaan, "Quo vadis Partai Keadilan Sejahtera???", Silahkan masing-msaing menjawabnya.

Wallahu 'alam

Baca juga artikel berikut :



1 komentar:

latif mengatakan...

Benar sob, PKS memang telah merubah haluannya. Dari jalan lurus menuju surga, berubah arah memilih jalan berkelok nan terjal untuk meraih dunia. Kini tidak ada lagi partai Islam, semua partai sama pluralis dan pragmatis mengejar kekuasaan semata, termasuk PKS yg pernah saya bangga-bangga kan pada sahabat-sahabat saya. Akhirnya melihat fenomena PKS sekarang yang lebih memilih jalan dunia, saya jadi malu sendiri.

Copyright © 2009 - ekspresi ikhwan - is proudly powered by Blogger
Smashing Magazine - Design Disease - Blog and Web - Dilectio Blogger Template