peduli atau popularitas

S eperti telah kita ketahui bersama bahwa masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan berakhir beberapa bulan lagi. Banyak hal yang telah beliau lakukan selama kurun waktu pemerintahannya dan banyak pula yang belum beliau lakukan kalau kita merujuk pada janji-janjinya waktu kampanye pemilihan presiden tahun 2004 silam. Satu hal yang sangat luar biasa menurut saya pada periode kepemimpinan SBY - JK ini adalah, bahan bakar minyak BBM) naik beberapa kali (dua kali kalau tidak salah) dan turun juga beberapa kali. Penurunan harga BBM oleh Pemerintahan (SBY - JK) pada posisi Rp. 4.500,00/liter bulan Januari lalu adalah kali ketiga, sayangnya hal itu tidak diikuti oleh penurunan harga sembilan bahan pokok yang selama ini sangat membebani rakyat. Padahal pemicu utama kenaikan harga sembako adalah kenaikan harga BBM. Jika kita berfikir dengan logika yang sangat sederhana, seharusnya harga sembakopun mestinya juga harus turun. Tapi kenyataanya, sampai hari ini tidak ada tanda-tanda harga-harga yang terlanjut naik itu akan ikut turun juga.


Illustrasi penurunan harga BBM yang saya kemukakan di atas, menurut saya adalah sesuatu yang menggelitik kepekaan politik saya, mengapa???, dalam kacamata saya, penurunan harga BBM ini dapat diapresiasikan "tepat dan tidak tepat". Tepat karena rakyat Indonesia saat ini memang sangat terbebani dengan harga BBM yang lumayan mahal, apatah lagi harga-harga kebutuhan lainnya, tidak tepat karena waktu penurunan harga BBM itu menjelang dilaksanakannya pesta demokrasi lima tahunan (Pemilu). Hal ini bisa kita lihat dari reaksi yang muncul. Mahasiswa misalnya, kelihatan adem-adem saja, masyarakat sepertinya demikian juga. Malah beberapa pengamat politik dan ekonomi mengatakan bahwa : "Kebijakan pemerintah ini karena ada U di balik B", bahkan ada yang lebih ekstrim mengatakan bahwa ini hanyalah bingkisan kecil SBY - JK menjelang pemilu. Dalam prediksi mereka penurunan harga BBM hanya akan bertahan sampai selesainya pemilihan presiden beberapa bulan yang akan datang. Setelah itu, mengutip syair lagu Iwan Fals : "BBM naik lagi susu tak terbeli, orang pintar tarik subsidi anak (rakyat) kami kurang gizi".

Dalam kamus politik yang entah siapa pengarangnya, kebijakan seperti ini dapat diartikan sebagai upaya SBY menarik simpati rakyat menjelang pemilu., bahasa kerennya adalah trik meningkatkan popularitas dalam upaya meraih simpati rakyat untuk memilihnya kembali pada pemilihan presiden mendatang.

Jika seperti ini adanya, maka sungguh malang nasib kita sebagai rakyat. Sepertinya kita sebagi rakyat hanya jadi mainan para elit politik dan kekuasaan. Begitu sudah terpilih tindakannya semau guwe, giliran mau turun, cari simpati rakyat. Pantas saja kalau nasib kita sebagai rakyat begini-begini terus.

Dalam pandangan beberapa pengamat politik yang saya baca, baik itu melalui diskusi-diskusi tentang kebijakan pemerintah (SBY - JK) di media massa cetak maupun elektronik, sebagian besar mengatakan bahwa kebijakan itu tidak bisa ditanggapi lain kecuali itu adalah upaya SBY meningkatkan citra dan popularitasnya menjelang pemilu 2009 agar rakyat kembali bersimpati padanya dan memilih partai demokrat dan tentu saja SBY dalam pemilihan presiden mendatang. Kalau ini benar, kita tentu bertanya : "Dimana kepedulian seorang pemimpin pada rakyatnya?, apakah kepedulian, keberpihakan pada rakyat, peningkatan kesejahteraan rakyat, kemakmuran rakyat yang selama ini didengungkan itu adanya hanya dalam naskah-naskah pidato saja???, atau menjadi lagu wajib menjelang pemilu. Wallahu 'alam bisshowab, hanya SBY dan Allah yang bisa menjawabnya. Pada akhirnya kita kembali merenung : "Kebijakan penurunan harga BBM, antara popularitas atau kepedulian pada rakyat".

Baca juga artikel berikut :



1 komentar:

international affiliasi mengatakan...

Makasih banget !!!

Tulisannya - tulisannya mengarahkan pikiran saya agar lebih berpikir kritis, dan membangun kesadaran politik saya.

saya tunggu artikel-artikelnya yg lain

Copyright © 2009 - ekspresi ikhwan - is proudly powered by Blogger
Smashing Magazine - Design Disease - Blog and Web - Dilectio Blogger Template